MOTIVASI HIDUP: Manusia Dalam Lika-Liku Kehidupan

Lika-liku kehidupan

Zona Pirasi - Kehidupan yang sedang kita jalani, apapun yang sudah dan akan kita hadapi. Tentunya semua itu sudah digariskan, sudah ditentukan dan sudah ditakdirkan oleh Allah SWT yang menciptakan alam semesta dan seluruh isinya.

Kehidupan ibarat sebuah roda yang berputar. Kadang susah, kadang bahagia, semua datang begitu saja dengan silih berganti.

Karena hidup merupakan ujian, baik itu dikala kita sedang bahagia maupun dikala kita dalam kesusahan. Yang jelas semua itu terdapat ujian dan hikmahnya masing-masing.

Lantas, kenapa hidup ini harus ada ujian dan cobaan ? Tentu saja untuk menguji kekuatan iman setiap manusia.

Pada saat kita diberikan kebahagiaan oleh Tuhan, apakah kita bersyukur terhadap kebahagiaan tersebut?

Baca Juga: Jadilah Diri Sendiri Dan Jangan Diperbudak Oleh Ejekan Orang Lain

Dan ketika Tuhan menguji atau mencoba kita dalam kesusahan, apakah kita bersabar atas kesusahan tersebut?

Yang namanya lika-liku kehidupan memang cukup banyak sekali. Hidup yang tengah kita jalani, semua merupakan takdir dari ALLAH SWT.

Tetapi, anehnya manusia selalu saja suka mengomentari hidup sesama, padahal kita menjalani hidup ini masing-masing. Semua punya tujuan hidup masing-masing.

Dan yang cukup diyakini tujuan terbesar hidup manusia adalah mencari ridha Allah untuk menggapai surga.

Sifat manusia itu, suka mengomentari kehidupan orang lain, tapi marah ketika hidupnya dikomentari oleh orang lain.

Sering tidak mau menghargai orang lain tapi selalu minta untuk dihargai. Seakan dalam hidup ini, yang terpenting hanya dia, dia, dan dia.

Dia tidak peduli bagaimana perasaan orang lain. Dia tidak memikirkan bahwa orang lain juga punya hati. Yang terpenting bagi dia, dia selalu mendapatkan tapi enggan untuk memberikan.

Padahal, manusia yang mulia adalah manusia yang bertaqwa, manusia yang suka memberi tanpa mengharap imbalan.

Ketika Allah memberikan kesusahan kepada manusia, semua berlomba-lomba berdo'a, beribadah pun mendadak jadi rajin, semua yang dilakukan inginnya terbaik saja di mata Sang Pencipta.

Persis seperti orang kampanye. Minta ini, minta itu. ” Ya Allah… jika kau selesaikan masalahku aku janji akan ini aku janji akan itu…. “.

Ketika diselesaikan masalahnya oleh Allah, apakah dia ingat melaksanakan janjinya? Belum tentu. Tidak semua ingat. Tidak semua yang berjanji ditepati.

Ada yang pernah begini? Kalau pernah, inilah yang  disebut dengan tukang pemberi harapan palsu. Janjinya manis sekali. Allah beri kesedihan, dia datang mengadu bahkan berjanji yang baik-baik.

Ketika diberi kebahagian dia lupa sama janjinya. Begitu seterusnya. Sampai tua baru dia ingat. Iya, kalau panjang umur. Kalau enggak bagaimana?

Manusia juga kadang lupa untuk bersyukur. Sepertinya, susah sekali mengucap rasa syukur itu. Bawaannya, apapun yang terjadi maunya mengeluh aja.

Gimana mau hidupnya nikmat kalau selalu mengeluh? Contoh, di Indonesia, Allah berikan dua musim. Ada musim panas, ada musim hujan.

Apapun yang Allah takdirkan untuk kita jalani pasti baik. Baik buruknya ya kita ambil hikmahnya.

Baca Juga: Merry Riana: Perbedaan Orang Pintar dan Orang Bijak

Ketika Allah berikan hujan, eh dia mengeluh, hujan, banjir, becek, longsor, jalannya licin nggak bisa pergi kemana-mana.

Padahal dia tau, kalau hujan itu adalah rahmat Allah. Rahmat adalah kasih sayang Allah. Kasih sayang Allah macam-macam bentuknya. Tinggal manusia aja yang jalaninnya bagaimana.

Ketika Allah berikan panas, eh dia juga mengeluh, panas, jalan berdebu, nggak bisa tidur. Dia nggak mikir, ada pekerjaan orang lain yang beruntung di musim panas, dan ada yang di musim hujan.

Semua dia keluhkan. Dikasih hujan ngeluh. Dikasih panas, apalagi. Makin mengeluh. Heran! Maunya apa sih? Nanti kalau tiba-tiba Allah kasih hujan air panas, baru deh tau rasa.

Kalau kata orang, manusia itu hobinya menyesal belakangan. Saat melakukan sesuatu yang dia tau kalau itu salah.

Dia tau kalau dia melakukan ini akan berakhir dimana, narkoba, korupsi, membunuh. Dan banyak tindak kriminal lainnya. Dia tau kalau itu salah. Tapi dia tetap melakukan.

Yang dia peduli hanyalah bahagia di saat ini. Dia nggak mikir bagaimana selanjutnya. Bagaimana kalau udah ketangkap. Bagaimana nasib keluarganya, orang tua, anak dan Istri atau suaminya.

Kenapa itu semua terjadi? Jawabannya karena pikiran manusia selalu dicampuri oleh makhluk laknat, syaitan. Makanya nggak heran kalau ada yang wujudnya manusia tapi sifatnya syaitan. Astagfirullah!

Manusia memang tempatnya lupa. Manusia memang tempatnya salah. Tapi, kalau sudah tau yang dilakukan salah, jangan ada kata 'ah, terlanjur basah, ya udah mandi aja sekalian'.

Jangan! Ini bahaya teman-teman. Kalau sudah di tahap terlanjur, segera nyalakan lampu kuning di diri kita, apakah setelah ini akan menyalakan lampu merah atau lampu hijau terhadap apa yang dilakukan.

Bahagia adalah hal yang diinginkan setiap orang. Pun dengan kesedihan, semua orang nggak ada yang mau.

Andai sebelum diberi kesedihan Allah bertanya dulu, mau nggak kalau di kasih kesedihan? Pasti semua pada sepakat bilang nggak mau.

Manusia milik Allah, apapun yang akan dilaluinya, ya terserah Sang Pencipta. Kapan waktunya bahagia, kapan waktunya kecewa, kapan waktunya di atas, kapan waktunya di bawah. Itu semua pasti terjadi, sudah ditentukan, kita sebagai manusia tinggal menjalaninya saja.

Hidup di dunia ini penuh liku-liku, ada suka terkadang duka. Semua yang bernama manusia pasti merasakannya. Baik atau buruknya ya di ambil hikmahnya saja.

Allah berikan bahagia tentu untuk memberikan kita pelajaran tentang bersyukur. Allah berikan ujian dan masalah pun juga untuk memberikan kita pelajaran tentang bersabar.

Hidup itu harus lihat ke depan, tapi sesekali kita perlu lihat ke belakang. Hidup itu jangan cuman lihat orang yang diatas, tapi lihat juga orang yang ada dibawah.

Ketika berada diatas, bantulah orang yang ada dibawah. Ingat! jangan mengharap imbalan, kembalikan niat baiknya kepada Sang Pencipta, segala kebaikan yang dilakukan orang lain kepada kita jangan dibalas dengan kejahatan, kalaupun orang lain balas dengan kejahatan, kita balaslah dengan kebaikan.

Apapun yang orang lakukan kepada diri kita kembalikan pada Sang Pencipta, cukup ucap di hati sambil berdiri memandang langit yang luas "Biar Allah yang membalasnya".

Baca Juga: Hiduplah Untuk Diri Sendiri Dan Bermanfaatlah Untuk Orang Lain

Karena tanpa bantuan Allah, kita tidak bisa apa-apa. Tanpa campur tangan Allah semua nggak akan terjadi. Walaupun kadang nggak sesuai sama harapan kita, tapi percayalah itu terbaik untuk kita.

Apapun yang kamu lalui dalam Hidup, suka maupun duka, lika-liku hidup yang bagaimanapun, selalu libatkan Sang Pencipta di dalamnya.

Karena hidup Allah yang berikan, kita yang menjalani semua takdir yang ditetapkan, sabar dan syukur selalu jadi kunci utama, terus jalani hidup jangan pernah menyerah dan putus asa, sampai waktunya tiba kita kembali pada Allah.

Hidup itu apapun yang terjadi, jalani takdirnya, nikmati prosesnya, dan syukuri apapun yang diberikan pada kita.

Nah, itulah yang dapat saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat bagi teman pembaca yang budiman. Jika berkenan mohon tekan tombol share yang ada dibawah ini.

Sekian dan terima kasih.

3 Komentar

Berkomentarlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Isi komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator itu sendiri.

Lebih baru Lebih lama