Jelang Lebaran Idul Adha, Berikut Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah
Ilustrasi (Foto: Pixabay/Syaifulptak57)

ZONA PIRASI, ACEH - Puasa Dzulhijjah biasanya dikerjakan menjelang lebaran Idul Adha. Puasa ini merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Diketahui, pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memang penuh keutamaan dan keistimewaan. Bulan terakhir yang ada dalam kalender Hijriah ini penuh dengan peluang untuk mendapatkan banyak pahala dari Allah SWT.

Selain puasa Dzulhijjah, ada pula puasa Tarwiyah, dan Arafah. Puasa-puasa tersebut merupakan ibadah yang dapat dilaksanakan dari awal bulan Dzulhijjah hingga sebelum Hari Raya Idul Adha.

Pada 7 hari pertama bulan Dzulhijjah disebut juga sebagai puasa Dzulhijjah, sedangkan hari ke-8 disebut puasa Tarwiyah, dan hari ke-9 merupakan puasa Arafah.

Melansir dari laman NU Online, amalan puasa Dzulhijjah juga merujuk pada sabda Rasulullah SAW, yang artinya sebagai berikut:

"Tidak ada hari di mana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, 'Tidak juga dari jihad fi sabilillah?' Beliau menjawab, 'Jihad fi sabuilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

{tocify}

Niat Puasa Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma syahri dzulhijjah sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah karena Allah Taala."


Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Masih dari laman NU Online, amalan puasa Dzulhijjah memiliki keutamaan dan keistimewaan luar biasa, karena bulan Dzulhijjah ini  merupakan salah satu bulan yang dimuliakan. Lalu apa saja keutamaannya? Berikut penjelasannya:

1. Pahala yang Berlipat Ganda

Umat Islam yang senantiasa mengamalkan ibadah pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dijanjikan pahala yang berlipat ganda dibandingkan ibadah pada waktu lain. Hal tersebut berdasarkan Hadist yang bunyinya:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Tirmidzi).


Adapun yang dimaksud 'setara dengan satu tahun puasa' dalam hadist di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan.

2. Sebagai Penghapus Dosa

Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang rajin dan taat mngerjakan ibadah, terutama di bulan Dzulhijjah. Siapa yang berpuasa pada hari ke-9 Dzulhijjah (hari Arafah), maka akan diganjar dengan dihapuskan dosa kecil selama dua tahun. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).


3. Dibebaskan dari Siksa Api Neraka

Jika umat Islam mengerjakan amalan sunnah selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka Allah akan menjauhkannya dari siksa neraka yang pedih. Keutamaan tersebut berdasarkan hadist di bawah ini:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْ ثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَ دْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَل اَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟

Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari siksa api neraka lebih banyak daripada hari di bulan Dzulhijjah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR. Muslim).


(rin/sur)

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Isi komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator itu sendiri.

Lebih baru Lebih lama