Pohon Amal: Apa Yang Kita Tanam Itulah Yang Akan Kita Petik

Pohon amal ibadah
Gambar via pixabay

Zona Pirasi - Sesungguhnya manusia akan memanen apa yang dia tanam saat di hari perhitungan nanti. Sebaris tulisan yang cukup memotifasi agar kita beramal sholih.

Allah adalah Dzat yang maha adil. Apa yang kita perbuat maka itupun yang akan kita panen saat hari perhitunggan kelak.

Menanamlah sesuatu yang baik, maka kau pun akan memanen kebaikan yang telah kau tanamkan. Seorang bapak atau ibu akan memanen apa yang telah ia usahakan untuk keluarganya. Seorang guru akan memanen tentang kebaikan yang ia ajarkan pada murid-muridnya. 

Seorang anak atau siswapun akan memanen apa yang ia usahakan berkaitan kepatuhan tentang kebenaran apa yang di ajarkan orang tua dan gurunya.

Balasan itu ada yang Allah berikan di dunia dalam bentuk nikmatnya kehidupan yang diterima karena keridhaan orang tua atau guru dan juga saat di akherat kelak saat diperhitungkannya segala amalan manusia dihadapan Allah yang maha Perkasa.

Telah bersabda Rasulullah SAW, ''Orang yang piawai yang menguasai nafsunya dan beramal untuk masa sesudah mati, sedangkan orang yang dungu ialah yang melepaskan kendali nafsunya dan selalu berangan-angan kosong terhadap Allah.'' (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Allah Ta'ala berfirman,

“(Luqman berkata):“ Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada di dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui ”(QS. Luqman: 16).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini adalah wasiat yang amat berharga yang Allah ceritakan tentang Lukman Al Hakim tumpukan setiap orang yang bisa mencontohnya… Kezholiman dan dosa apa pun walau seberat biji sawi, pasti Allah akan mendatangkan balasannya pada hari kiamat ketika setiap amalan ditimbang. Jika amalan tersebut baik, maka balasan yang diperoleh pun baik. Jika jelek, maka balasan yang diperoleh pun jelek ”( Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim , 11: 55).

Asy Syaukani rahimahullah menerangkan, “Meskipun kejelekan dan hisap sebesar biji (artinya: amat kecil), kemudian ditambah lagi dengan keterangan berikutnya yang menunjukkan sangat samarnya biji tersebut, baik biji tersebut berada di dalam batu yang jelas sangat tersembunyi dan sulit dicapai, atau di salah satu bagian langit atau bumi, maka pasti Allah akan menghadirkannya (yaitu: kesalahannya) ”( Fathul Qodir , 5: 489).

Ayat di atas serupa dengan ayat,

“ Kami akan memutakhirkan timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan ”(QS. Al Anbiya ': 47).

Juga serupa dengan ayat,

“ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang melakukan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula ”(QS. Az Zalzalah: 7-8).

Niat adalah ruh saat beramal. Maka mari kita niatkan setiap gerak dan tingkah laku kita agar menjadi amalan yang sholih yang diakhirat nanti akan memberatkan nilai timbangan amalan ibadah bagi kita.

Jangan lupa syarat diterimanya amal selain niat yang baik mari belajar untuk ikhlas dalam beramal kebaikan. 

Semoga kita menjadi pribadi yang dibimbing dan dimudahkan Allah dalam meluruskan niat dan ikhlas dalam beramal hingga pohon amal itu bisa kita panen saat di akherat kelak. Aamin.....

***

Penulis : Abah Nabil
(Pekalongan, 25 Februari 2021)

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Isi komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator itu sendiri.

Lebih baru Lebih lama