Ulama Aceh Kecam serta Kutuk Pemerintah India Karena Biarkan Penindasan Terhadap Umat Islam

Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali. (Foto: Istimewa)

ZONAPIRASI, ACEH - Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengecam Pemerintah India karena membiarkan terjadinya penindasan terhadap umat Islam di negara tersebut.

Dikutip dari aceh.tribunnews.com, Selasa (22/2/2022), Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali mengatakan, Ulama Aceh mengecam serta mengutuk Pemerintah India yang membiarkan penindasan atas umat Islam oleh kelompok Hindu.

Sebagaimana yang diketahui, kekerasan itu terjadi setelah munculnya protes kontroversi dari massa Hindu terhadap wanita muslim yang memakai burqa dan hijab di India.

Bahkan, tindakan kekerasan tersebut sudah berujung pada pembunuhan.

Baca Juga: Gubernur Kerala India, Arif Mohammad Khan Sebut Jilbab Tak Penting untuk Muslimah

Indoenesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar, dan sudah seharusnya diharapkan bisa mengambil peran membantu muslim di India melalui jalur diplomatik.

"Pemerintah RI kita minta untuk menjadi pihak terdepan dalam melindungi umat Islam di India," kata Tgk Faisal atau kerap disapa Lem Faisal.

Tindakan kekerasan terhadap umat muslim di India wajib dihentikan dengan segala kemampuan oleh pemimpin muslim di dunia, khusunya Indonesia," harapnya.

Jika pembantaian tersebut terus berlanjut, Tgk Faisal khawatir akan berefek kepada yang lain.

Baca Juga: Kisah Muskaan Khan, Tokoh Perlawanan Larangan Berhijab di India

"Kita khawatir dendam atas tindakan kebiadaban Pemerintah India akan menjadi malapetaka bagi kerukunan di Indonesia pada suatu saat nanti," paparnya.

Tgk Faisal turut mengajak masyarakat muslim untuk berdoa dan meminta pertolongan Allah SWT agar penderitaan yang dialami oleh umat Islam di India bisa segera berakhir.

"Kita berharap masyarakat muslim untuk memperbanyak baca Qunut Nazilah dan doa untuk keselamatan umat Islam di India," tutupnya.

(mas/serambinews)

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Isi komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator itu sendiri.

Lebih baru Lebih lama