Bukan Jelek, Ini Penyebab Tulisan Dokter Sulit Dibaca

Tulisan dokter
Ilustrasi tenaga medis sedang menulis resep obat untuk pasien. Foto dok. Pixabay/orzalaga

ZONAPIRASI - Ketika pergi berobat ke klinik maupun rumah sakit, tentunya akan diberikan resep obat oleh dokter untuk dibelikan di apotek.

Anda mungkin akan bingung lantaran tulisan yang ditulis pada resep tersebut sulit terbaca.

Lantas, apa penyebab tulisan seorang dokter sulit dibaca? Cukup banyak yang penasaran dan bertanya mengapa tulisan dokter terlihat cukup jelek tak ubahnya seperti cakar ayam.

Baca Juga : Hati-hati! Inilah 10 Kebiasaan yang Bisa Merusakkan Otak Anda

Dewan pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra menerangkan bahwa semakin cepat layanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak disertai kecepatan pada jemari dalam menulis resep obat-obatan.

"Seorang tenaga kesehatan memiliki volume layanan yang cepat, maka kecepatan berpikir tidak dimampui kecepatan jarinya sehingga kandang tulisannya begitu amat indah, susah dibaca oleh masyarakat," jelasnya dikutip dari Antara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun ZonaPirasi, bukan karena memang seorang dokter atau tenaga kesehatan memiliki tulisan jelek. Akan tetapi, hal itu disebabkan oleh suatu kebiasaan karena harus menulis dengan cepat.

Coba Anda bayangkan, setiap hari seorang dokter harus menulis berlembar-lembar terkait keluhan dan resep obat pasiennya.

Baca Juga : 5 Jenis Penyakit Yang Kerap Muncul Saat Musim Hujan

Lalu, bayangkan jika tulisannya harus dilukis indah terlebih dahulu, maka hal itu akan membuang waktu pasien lainnya yang sedang menunggu giliran untuk diperiksa.

Banyak pasien yang kemungkinan harus diperiksa dalam kurun waktu terbatas, dokter lebih peduli untuk mendapatkan informasi ketimbang memperbaiki atau mempercantik tulisan tangannya.

Oleh karena itu, hal yang lakukan untuk menimalisir masalah pembacaan resep, banyak tenaga-tenaga kesehatan yang kini sudah beralih ke digital, baik berupa rekam medis maupun resep obat.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Isi komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator itu sendiri.

Lebih baru Lebih lama