8 Pahlawan Berdarah Aceh yang Namanya Diabadikan di DKI Jakarta

Pahlawan Nasional
8 Pahlawan Berdarah Aceh yang Namanya Diabadikan di DKI Jakarta

ZONAPIRASI, Aceh - Seperti yang diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, baru saja meresmikan nama pahlawan berdarah Aceh Laksamana Keumala Hayati sebagai salah satu nama jalan di Ibukota Indonesia, Selasa (23/11/2021).

Hal itu berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1242 tahun 2021 terkait Penetapan Pergantian Nama Jl. Inspeksi Kalimalang Sisi Utara menjadi Jl. Laksamana Malahayati.

Selain Laksamana Keumala Hayati, masih ada beberapa pahlawan berdarah Aceh yang namanya juga diabadikan di DKI Jakarta. Baik sebagai nama jalan maupun nama tempat.

Baca Juga : Keturunan Sultan Aceh, Cut Putri Ucapkan Terima Kasih pada Anies Baswedan atas Peresmian Jl Laksamana Malahayati

Penasaran siapa saja? Berikut daftar namanya yang dilansir ZonaPirasi dari berbagai sumber:

1. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien. Foto dok. Ist

Cut Nyak Dhien merupakan pahlawan berdarah Aceh yang lahir di Desa Lam Padang, Peukan Bada, pada tahun 1848 dan meninggal dunia pada 06 November 1908 di Sumedang, Jawa Barat.

Cut Nyak Dhien menikah dua kali. Pertama Teuku Chik Ibrahim dan kedua dengan Teuku Umar. Kedua suaminya tersebut bernasib sama, yakni gugur dalam pertempuran disaat melawan para penjajah.

Kemudian, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjuangan suaminya dalam memerangi Belanda, hingga akhirnya ia pun ditangkap dan diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat.

Di DKI Jakarta, nama pahlawan Nasional ini diabadikan sebagai nama masjid, yakni Masjid Cut Nyak Dhien yang terletak di Jl. Johar, Gondangdia, Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Selain itu, juga diabadikan sebagai nama jalan, yaitu Jl. Cut Nyak Dhien, Bintaro, Jakarta Selatan

2. Teuku Umar

Pahlawan Nasional
Teuku Umar. Foto dok. Ist

Teuku Umar dikenal karena taktiknya yang berbeda dari pejuang Aceh lainnya pada saat melawan penjajah, yakni dengan cara berpihak kepada Belanda hingga akhirnya ia pun dinobatkan menjadi panglima perang serta mendapatkan fasilitas, seperti uang dan senjata.

Setelah berhasil mengumpulkan banyak uang dan senjata, Teuku Umar pun berbalik melawan Belanda hingga akhirnya meninggal dalam pertempuran di Meulaboh, Aceh Barat.

Nama Teuku Umar kini telah diabadikan di kawasan elit di Jakarta Pusat.

3. Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia. Foto dok. Ist

Cut Nyak Meutia adalah pahlawan wanita berdarah Aceh yang dikenal dengan kegigihannya pada saat melawan penjajah Belanda.

Nama Cut Meutia diabadikan sebagai nama masjid dan nama jalan di daerah Jakarta Pusat.

Baca Juga : Inilah Alasan Mengapa Hanya Aceh dan Yogyakarta Yang Menjadi Daerah Istimewa

Masjid Cut Meutia diresmikan oleh Gubernur (eks) Ali Sadikin pada tahun 1987. Sebelumnya masjid tersebut bernama Yayasan Masjid Al-Jihad dan didirikan oleh Eksponen '66, seperti Fahmi Idris dan Akbar Tanjung.

4. Teuku Chik di Tiro

Teuku Chik di Tiro. Foto dok. Ist

Teuku Chik di Tiro adalah seorang Ulama dan Pahlawan Nasional yang berasal dari Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Teuku Chik di Tiro dikenal karena menggelorakan semangat perang 'sabi' pada masyarakat Aceh untuk melawan penjajah Belanda.

Nama Teuku Chik di Tiro diabadikan sebagai nama salah satu jalan yang ada di daerah Menteng, Jakarta Pusat.

5. Panglima Polem

Panglima Polem
Teuku Panglima Polem Muhammad Daud. Foto dok. Ist

Teuku Muhammad Daud atau biasa disebut Panglima Polem merupakan seorang pemimpin wilayah XXXII Mukim atau pedalaman Aceh Besar di bawah Pemerintahan Kesultanan Aceh.

Panglima Polem beserta pasukannya juga ikut bergabung bersama Teuku Umar. Kedunya pernah terlibat dalam peperangan besar melawan penjajah Belanda pada April 1896.

Nama Pahlawan Nasional berdarah Aceh ini telah diabadikan sebagai salah satu nama jalan, yakni Jl. Panglima Polim, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

6. Laksamana Keumala Hayati

Pejuang Aceh
Laksamana Keumala Hayati. Foto dok. Ist

Laksamana Keumala Hayati atau biasa disebut Laksamana Malahayati pernah memimpin 2rb orang dalam pasukan 'Inoeng Balee' ketika berperang melawan kapal-kapal serta benteng-benteng penjajah Belanda pada 11/09/1599. Sekaligus membunuh Cornelis de Houtman di geledak kapal dengan pertempuran satu lawan satu.

Kini, nama Laksamana Malahayati telah resmi menggantikan nama Jl. Inspeksi Kalimalang Sisi Utara yang memiliki panjang sekitar 7,6 kilometer.

7. Teuku Nyak Arief

Pahlawan Nasional Indonesia
Teuku Nyak Arief. Foto dok. Ist

Teuku Nyak Arief adalah Pahlawan Nasional Indonesia asal Aceh yang juga merupakan Residen atau Gubernur Aceh yang pertama periode 1945 - 1946.

Pada masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Teuku Nyak Arief terpilih sebagai wakil pertama dari Aceh dalam pembentukan Volksraad (parlemen).

Baca Juga : Kopi Sanger Adalah Kopi Khas Aceh Yang Paling Special

Nama Teuku Nyak Arief kini telah Diabadikan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sebagai nama salah satu jalan.

8. Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar muda. Foto dok. Ist

Sultan Iskandar Muda merupakan Kesultanan yang paling besar di Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607 hingga 1636.

Sultan Iskandar Muda termasuk dalam garis keturunan laki-laki dari pendiri Kesultanan Aceh Darussalam, yakni Sultan Ali Mughayat Syah dan Dinasti Meukuta Alam yang bertahta sebagai Sultan Aceh.

Nama Sultan Iskandar Muda diabadikan sebagai nama jalan di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Isi komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator itu sendiri.

Lebih baru Lebih lama